TROUBLE SHOOTING



I.          TROUBLESHOOTING


1.    Unusual noise pada torque converter.
a)    Aligment Drive Shaft tidak tepat .
b)    Bearing Bracket Torque Converter rusak.
c)    Bearing Shaft rusak.
d)    Turbin bergesekan dengan pump karena Shaft dan Bos  Turbin aus.

2.    Putaran output tidak normal (tidak smooth).
a)    Dudukan seal ring mengecil ( untuk shaft  Ex repair ).
b)    End Play Shaft turbin tidak ada.
c)    Keasusan berlebihan pada dudukan ring seal ( Shaft Stator ).
d)    Internal Leakage terlalu besar.

3.    Regulator pressure terlalu rendah.
a)    Spring Regulator lemah.
b)    Spool aus.
c)    Internal Leakage  T/C  terlalu besar.
d)    Pump Flow Rate terlalu kecil.

4.    Putaran input terlalu berat.
a)    Aligment Drive Shaft tidak tepat.
b)    Adjustment Bracket Centering  T/C tidak tepat ( Stand test ).
c)    Bearing pump T/C rusak.

5.    Internal leakage terlalu besar.
a)    Ring Seal rusak ( aus )
b)    Shaft Stator ( dudukan ring seal ) aus
c)    Pump retak.
d)    Baut Drive Case kendor.
e)    Plug Pump  T/C  lepas.
f)     Scavenging Pump mengalami kerusakan ( uas ).

6.    Modulating time terlalu panjang (lama).
a)    Disc Plate aus.
b)    Seal Piston bocor.
c)    Setting Pressure Modulating terlalu kecil.
d)    Return Spring pada Clutch Pack terlalu lemah.

7.    Terjadinya Unusual Noise pada transmisi.
a)    Sudah terjadi keausan pada Planetary Gear System.
b)    Bearing Shaft rusak.
c)    Backlash Gear terlalu besar / kecil.

8.    Clutch pressure tidak tercapai.
Piston Ring bocor.
a)    Spring pada Modulating Valve lemah.
b)    Spool Modulating Valve aus.

9.    Transmisi tidak bisa shifting ® HD/WA.
a)    Solenoid rusak.
b)    Control Valve jammed
c)    Modulating Checker rusak.
10.  Modulating pressure terlalu rendah.
a)    Spring pada Modulating Valve lemah.
b)    Piston Ring bocor.
c)    Spool Modulating Valve aus.


II.        TOOLS
Menjelaskan  fungsi cara kerja dan satuan - satuan alat ukur berikut.

1.    INSIDE MICRO METER 
Fungsi : untuk mengukur diameter dalam dari bore yang mempunyai kepresisian tinggi.

2.    OUT SIDE MICRO METER
Fungsi : untuk mengukur diameter luar dari suatu component yang mempunyai kepresisian tinggi.

3.    DEPTH GAUGE
Fungsi : untuk mengukur kedalaman / sinking dari suatu component terhadap component          levelnya atau kedalaman suatu cacat yang terjadi pada suatu component.

4.    COLOR CHECK
Fungsi : untuk memeriksa keretakan yang terjadi pada suatu component dengan menggunakan  media zat kimia pewarna.

5.    POWER WRENCH
Fungsi : untuk memperingan pada saat kita melakukan Torque / pengencangan atau     pelepasan Bolt atau Nut yang mempunyai kekuatan yang ikat besar / tinggi.

6.    SPRING TESTER 
Fungsi : untuk menguji kondisi spring dari segi tension / ketegangannya terhadap beban sekaligus bentuk / fisik dari spring pada saat menerima beban ( unsquerence ).

7.    SNAP RING PLIER.
Fungsi : untuk memasang snap ring ( outer snap ring & inner snap ring ).

8.    PUSH PULL TOOL
Fungsi : untuk melakukan pengukuran suatu component dengan cara mendorong atau menarik untuk mendapatkan data yang nantinya dibandingkan dengan ukuran standardnya.

9.    STRAIGHT EDGE
Fungsi : untuk memeriksa kerataan dari permukaan suatu component yang mempuyai bidang datar.

10.  LEVELLING BLOCK / MEASURING TABLE / FLAT SURFACE
Fungsi : sebagai media (meja ukur) yang dipergunakan untuk menempatkan komponen-komponen yang memiliki kerataan presisi.  Contoh : Disc, Plate dll.

    
III.       ASSEMBLE & DIS - ASSEMBLE
Menjelaskan pengertian / istilah item - item berikut.

1.    PRESS FIT.
Suaian sesak dari suatu component yang berpasangan, metode pemasangan dilakukan dengan paksaan (Pressing Machine)

2.    FORCING SCREW ( JACK BOLT ).
Bold yang digunakan untuk membantu melepas component karena pemasangannya dalam kondisi press fit atau dengan kata lain sebagai alat bantu.

3.    THIREAD TIGHTENER, LT 2
Liquid yang digunakan pada thread bolt/nut dengan tujuan untuk mencegah  bolt atau nut agar tidak kendor/terlepas.

4.    BACKLASH.
Jarak bebas antara dua buah roda gigi yang berpasangan.

5.    PISTON STROKE.
Langkah piston dari transmission clutch pada saat dilakukan pengetesandengan menggunakan udara bertekanan ± 7 kg /cm2, dengan tujuan untuk mengetahui kebocoran seal piston dan keausan disc / plate dengan cacatan tidak ada kotoran yang mengganjal.

6.    SHRINKING FIT
Suaian sesak dari pasangan komponent (Shaft & Shaft Hole) yang dilakukan dengan proses penyusutan / pemuaian.


IV.      INSPECTION & MEASUREMENT
Menjelaskan pengertian / istilah-istilah item berikut.

1.    STANDARD SIZE.
Ukuran akhir dari suatu component yang masih baru atau yang sudah direpair dimana hasilnya bisa dijadikan referensi ‘good condition’.

2.    REPAIR LIMIT.
Batasan ukuran dari suatu component yang dipergunakan karena mengalami perubahan ukuran ( aus ). Apabila suatu component berubah karena aus sampai ukuran repair limit, maka component tersebut harus di repair atau diganti.

3.    TOLERANCE.
Perbedaan ukuran yang diijinkan dari ukuran yang direncanakan tolerance di tunjukan dengan ( “ +”  dan “ +” )   atau   ( “+” dan “ - “ )   atau pun   ( “ + “ dan “ 0 “ )
Contoh : 
120 ± 0,022 ~ 0,126
Ukuran yang direncanakan       =  120 mm
Tolerance tertinggi                     =  + 0,022 mm
Tolerance terendah                    =  - 0,126 mm

4.    STANDARD CLEARANCE
Celah bebas yang diijinkan antara dua component yang masih baru atau yang telah direpair, karena setiap component mempunyai toleransi maka stndard clearance juga ada nilai maksimum dan minimumnya.

Contoh :
Hole  60  ±  0,046 ~ 0     Shaft  60  - 0,030 ~  - 0,076  
                        maks clearancenya    =  Tol. Hole Mak - Tol. Shaft Mak
                                                            =  0,046 - (- 0,076 )
                                                            =  0,122 mm
                   Min Clearance            =  TOL. Hole Min - Tol. Shaft Mak
                                                            =  0 - ( - 0,030 )
                                                            =  0,030 mm

5.    INSTALLATION LENGTH OF SPRING
Panjang dari suatu spring setelah dilakukan pemasangan pada dudukannya.

6.    INSTALLATION LOAD OF SPRING.
Panjang akhir dari suatu spring dalam kondisi terpasang pada dudukannya kemudian diberi beban, beban yang diberikan sesuai standard

7.    FREE LENGHT OF SPRING.
Panjang bebas dari spring yang sudah di ambil / lepas dari dudukannya.

8.    PRE LOAD.
Beban awal yang diberikan pada cone (tapper-roller) bearing dengan tujuan untuk menyesuaikan clearance pada bearing tersebut (adjustment shim/nut).

9.    TANGENTIAL FORCE
Tenaga yang digunakan untuk memutarkan suatu component yang dilengkapi dengan tapper-roller bearing (yang sudah deberikan/diadjust PRE-LOAD) dengan menggunakan push-pull scale.

10.  BENDING.
Kebengkokan suatu shaft terhadap sumbunya.

11.  DISC WARP
Kerusakan pada disc (melengkung) pada sisi bagian diameter luar .

12.  WEAR LIMIT
Batas ukuran terakhir dari suatu component untuk dilakukan penggantian.

13.  DISH OF DISC.
Melengkungnya disc pada posisi bagian dalam sehingga membentuk disc menjadi cekung seperti beleivel.

14.  DIS-COLORATION
Perubahan warna yang terjadi pada suatu component yang disebabkan oleh panas yang diakibatkan oleh dua component yang bergesekan secara berlebihan atau kurangnya pelumasan.

15.  PITTING.
Cacat yang terjadi karena proses corrosif atau karat. biasanya terjadi pada outer cylinder liner atau Rod Cylinder Hydraulic.

16.  SCRATCH.
Cacat yang terjadi pada component karena tergesek oleh benda asing atau adanya component yang terkelupas.

17.  CHIPPING
Cacat pada komponen berupa coakan-coakan kasar yang disebabkan oleh akumulasi pitting ataupun benturan fisik dengan benda keras lainnya.

18.  CRACK
Keretakan yang terjadi pada component yang bisa disebabkan karena getaran atau benturan.

19.  TWIST
Puntiran yang terjadi pada component sehingga sumbunya tidak sejajar lagi.


V.       TECHNICAL TERM
Menjelaskan pengrtian item - item berikut :

1.    TORQUE CONVERTER THREE ELEMENT SINGLE STAGE / SINGLE PHASE.
Torque Converter yang mempunyai tiga element utama, satu Turbin dan satu kali kenaikan efisiensinya ( satu Stator yang dipasang fix / tidak berputar ).

2.    EFISIENCY.
Besarnya prosentase dari Power/ tenaga Engine yang di salurkan oleh Turbin.

Text Box: Turbin output
Engine output
rumus :
               Efisiency      =                             x 100 %



Turbin Torque  x  Turbin Speed
Engine Torque  x  Engine Speed
 
 
                                    =                                                          x 100 %


                                    =  Torque Ratio  x  Speed Ratio   x  100 %

3.    STALL SPEED
Kecepatan putar (RPM) Engine pada saat Torque Converter Stall.
Stall adalah turunnya putaran engine karena adanya beban.

4.    SPEED RATIO
Perbandingan antara putaran ( Speed ) Turbin dengan putaran Pump .
Dimana,
NT = Putaran Turbin (RPM)
NP  = Putaran Pump
 
NT
NP
 
Rumus :
                                    SR =
                          

5.    TORQUE RATIO
Perbandingan antara Torque Turbin dengan Torque Pump.
Dimana,
TT = Torque Turbin (Kg-m)
TP  = Torque Pump (Kg-m)
 
TT
TP
 
Rumus :
                                    TR =


6.    TORQUE ABSORTION OF PUMP
Besarnya Torque yang diserap oleh Pump.

7.    INTERNAL LEAKAGE
Kebocoran Oli yang diizinkan didalam Torque Converter Case.
Kebocoran ini berasal dari :
a)    Seal pada stator shaft.
b)    Oli buangan dari PTO Gear.
c)    Oli Drain dari Relief Valve dan Regulator Valve.

Hal ini hanya berlaku untuk unit-unit dimana Torque Converter dan Transmisi terpisah satu sama lainnya. Untuk unit-unit yang menggunakan modular system ataupun transmisi dan Torque Converter menjadi satu case internal leakage tidak ada standarnya.

8.    TCS38-5A.              
TC = Torque Converter.
S   = Penampang Torque Converter bulat (Cylindris)
A   = Penampang Torque Converter Oval.
38 = Besarnya Diameter Pump.
5A = Modifikasi.                  

9.    FLUID COUPLING
Fungsinya sebagai pemindah tenaga dari Engine ke Transmissi (Pompa dan Turbin, tidak menggunakan stator).

10.  DISCHARGE OF PUMP 
Volume / jumlah oil yang dikeluaran oleh Pump.

11.  GEAR RATIO
Text Box: Dimana,
Z2 = Jumlah gigi output
Z1 = Jumlah gigi input
Perbandingan antara jumlah Gigi output dengan jumlah Gigi input
Text Box: GR  =                            Z2
                             Z1


12.  MODULATING TIME
Waktu yang diperlukan untuk proses Engage secara bertahap pada T/M  Clutch Chager mempengaruhi kejutan - kejutan pada saat Shifting.

13.  BUILD UP TIME
Waktu yang diperlukan untuk kenaikan Oil Pressure secara bertahap pada T/M Clutch.

14.  FILLING TIME
Waktu yang diperlukan untuk pengisian oli pada T/M clutch.

15.  INITIAL PRESSURE
Adalah tekan awal yang terbentuk didalam Clutch Pack pada saat Disc dan Plate mulai engage.

16.  COUNTER SHAFT TYPE TRANSMISSION
Shaft pada Transmissi yang berhubungan dengan Main Shaft dan Intermediate Shaft.

17.  PLANETARY GEAR TYPE TRASNMISSION
Transmissi yang menggunakan Planetary Gear System yaitu konfigurasi Sun Gear, Carier,Ring Gear.  

18.  GEAR SHIFTING
Pemindah atau penghubung Gigi.

VI.      STRUCTURE AND FUNCTION
Fungsi dan cara kerja item - item berkut :

1.    FREE WHEEL
Fungsi                :  agar Stator dapat berputar kesatu arah pada Shaftnya dan juga menaikkan effisiensi Torque Meter.
Cara kerjanya    : Apabila Stator diputar pada Shaftnya ke arah kiri Roller akan bergerak ke kanan, Stator akan diam. Apabila Stator diputar pada Shaftnya ke arah kanan Roller akan bergerak ke kiri melawan Spring, Stator dapat berputar lancar.

2.    SCAVENGING PUMP
Fungsi                :  Untuk mengalirkan Oli dari Tank ke Tank  
Cara kerjanya    :  Saat Engine hidup Scavenging Pump mulai berputar dan mensirkulasikan oli pada saat Unit kondisi miring.

3.  PILOT BEARING
     Fungsi : menjaga kerusakan dari output Shaft dan menjaga.

4.  REGULATOR VALVE
     Fungsi : untuk mengatur dan membatasi tekanan di dalam Sistem.

5.  RELIEF VALVE
     Fungsi : untuk membatasi tekanan maksimum yang akan masuk ke T / C

6.  STATOR SHAFT
     Fungsi : tempat dudukan Stator, dan Stator berfungsi untuk mengarahkan oil Flow dari                              sudu-sudu Turbin masuk kembali pada sudu-sudu Pump.

7.  TURBIN SHAFT
     Fungsi : untuk tempat kedudukan dari Turbin, berfungsi  untuk merubah Energi Kinetis                              menjadi Energi Mekanis.

8. TORQUE CONVENTER OIL TEMPERATURE SENSOR
     Fungsi : untuk berapa besar perubahan temperatur oli pada Torque Converter.

9.  DRIVE CASE 
     Fungsi : untuk menghubungkan gerak dari Fly wheel ke Pump.

10.MODULATING  VALVE
     Fungsi : untuk mengatur flow oil ke Sleeve dan ke Drain.

11.MODULATING RELIEF VALVE
Þ     Mengatur dan membatasi mak. oil Pressur yang akan digunakan pada Transmission Clutch.
Þ     Besama - sama dengan gerak Return Valve memodulate Pressur sehingga dapat mengurangikejutan pada Clutch.
Þ     mengatur ( waktu ) oil  flow yang menuju ke T/C.
Þ      

12.ROTARI CLUTCH.
     Fungsi : Untuk menghubungkan input Shaft dan output Shaft yang akan memutar                      System Rotary Clutch.

13.QUICK RETURN VALVE
     Fungsi : mengatur langkah gerak Sleeve dari Modulating Valve sehingga dapat terjadi                cepat dalam disengage dan lambat dalam engage setiap Transmissi Clutch.

14. REDUCING VALVE
     Fungsi : menurunkan tekanan oli yang ada masuk ke Rotaty Clutch.

15.SAFETY VALVE
     Fungsi : untuk menjaga agar, Unit jangan sampai bergerak ( maju / mundur ) sebelum                                dikendalikan oleh Operator pada saat Engine di start.

16.SPEED VALVE
     Fungsi : untuk mengatur arah aliran oli, ke setiap Speed Clutch dan Drain.

17.SIRECTIONAL VALVE
     Fungsi : untuk mengarahkan aliran oli ke Directional Clutch ( forward / reverse ) dan Drain.

18.TRANSMISSI LUBRICATING VALVE
     Fungsi : untuk membatasi tekanan mak. pada Power Train Lubrication Circuit.

19.PRIORITY VALVE
     Fungsi : mempertahankan Hydraulic Pressure pada Pilot Circuit dan Steering Circuit                                 sehingga tidak terjadi drop Pressure pada saat Shifting Transmissi.

20.LOCK UP CLUTCH
     Fungsi : untuk mengatur oli dalan T/C  dapat bergerak bebas bersama dengan putaran                              Pump dan Turbin tanpa ada hambatan.

21.STATOR CLUTCH
     Fungsi : untuk engage dan disengage Stator dari Housingnya.

22.TRANSMISSI CUT OF VALVE
     Fungsi : untuk menetralkan Transmissi.


23.INCHING VALVE
     Fungsi : untuk menetralkan Transmissi.

24. ACCUMULATOR VALVE
     Fungsi : untuk meredam tekanan yang tersisa pada Cylider Arm atau mengoperasikan                              Attachementh pada saat Engine mati.

25.BALL CHECK VALVE
     Fungsi : untuk mengalirkan oli ke satu arah.

26.EMERGENCY MANUAL VALVE
     Fungsi : untuk mengoperasikan Transmissi secara manual.


27.ECMV
     Fungsi : untuk memodulate oil Transmission pada saat akan engage.

28.SPEED SENSOR
     Fungsi : untuk mengukur kecepatan.

29.OIL COOLER.
     Fungsi : untuk mendinginkan oli agar kwalitasnya tidak berubah-ubah karena naiknya                    Temperatur.


TECHNICAL TERM ( henggar )

1.  FRICTION CLUTCH.
     Adalah salah atau jenis Clutch ( berdasarkan prinsip kerjanya ) yang dalam penerusan tenaga / putaran dengan cara menempelkan ( Engage ) dua bidang permukaan, sehingga tenaga / putaran dari bidang permukaan yang satu dapat diterima oleh bidang permukaan yang lainnya.

2.  CLUTH SLIPPAGE      
     Adalah salah satu pengetesan Main Clutch yang bertujuan untuk mengetahui apakah Clutch tersebut mampu Engage dengan baik atau tidak / slip.

3.  CLUTCH TORQUE CAPACITY .
     Kapasitas / kemampuan Clutch untuk meneruskan Torque yang ditentukan oleh.
·      Besarnya tekanan Spring pada Pressure Plate.
·      Koefisien gesek dari bidang kontaknya.
·      Diameter dari Disc Plate.
·      Jumlah Disc Plate ( jumlah permukaan yang bersinggungan ).

4.  SPRING TYPE CLUTCH
     Merupakan salah satu Type Clutch yang menurut cara kerjanya untuk Engage Clutch Disc dan Plate menggunakan tekanan Spring ( spring Loaded ) dan pengoperasiannya digerakan dengan Pedal ( untuk men-disengaged-kan ).

5.  SPEED RATIO
     Perbandingan antara putaran output dengan putaran input dari Transmissi.
putaran output
putaran input
                                               
 
    
            Speed Ratio =


6.  GEAR RATIO
     Perbandingan jumlah Gigi Gear Output dengan jumlah Gigi Gear Input.
Jumlah Gear Output
 Jumlah Gear Input
                                                       
 
    
            Gear Ratio  =


7.  CONSTANT MESH TRANSNMISSI
     Merupakan Tipe Trasnmissi mekanis yang mempunyai ciri Roda Gigi satu dengan Roda Gigi pasanganya telah saling berhubungan, akan tetapi tidak terjadi perpindahan tenaga dari satu Shaft ke Shaft yang lainnya, agar terjadi perpindahan tenaga dari satu Shaft ke Shaft yang lainnya, maka Coupling yang berbeda pada Shaft harus dihubungkan dengan Gear pada Roda Gigi yang digunakn.

8. SYNCHROMESH TRANSMISSION
     Adalah Type Transmissi mekanis yang mempunyai ciri Roda Gigi satu dengan Roda Gigi pasangannya telah saling berhubungan. untuk terjadinya perpindahan tenaga adalah proses penyamaan putaran oleh Synchronaizer Ring, sehingga Clutch Hub Sleeve ( Coupling ) dapat dipindahkan walaupun masih kondisi berputar.

9.  DRY TYPE
     Adalah sistem pendingin Disc Clutch akibat panas yang ditimbulkan ole gesekan pada saat awal Engage / Disengage dengan media udara.
    
     WET TYPE
     Adalah sistem pendingin Disc Clutch akibat panas yang ditimbulkan oleh gesekan pada saat awal Engage / Disengage dengan media oli

10.ENGAGED POSITION
     Adalah posisi Clutch dimana Disc dan Clutch saling merapat, dan terjadi perpindahan tenaga

11.DISENGAGE POSITION
     Adalah posisi Clutch dimana Disc dan  Clutch saling merengang, dan tidak terjadi perpindahan tenaga.

12.DEAD POINT POSITION
     Adalah salah satu posisi Clutch yang bertipe Over Centre, dimana Link tegak lurus dengan Clutch Shaft karena gaya sentrifugal Link Weight. pada posisi ini Collar belum terkunci, sehingga bila Clutch Lever dilepas, Collar bisa bergerak ke posisi Disengage.

13.OVER CENTRE CLUTCH
     Merupakan salah satu Tipe Clutch yang Operasi Engage dan Disengage-nya mengandalkan Link Weight ( Gaya Centrifugal ) untuk menekan Disc Plate atau merengangkan Disc Plate.

14.LEVER OPERATING FORCE
     Besarnya gaya yang diperlukan untuk menggerakan Lever

    
STRUCTURE AND FUNCTIONAL

1.  MAIN SHAFT
     Adalah salah satu komponen Transmissi ( Shaft ) yang berfungsi sebagai output putaran Transmissi. Shaft tersebut juga sebagai tumpuan Roda Gigi output
           
2.  INTERMEDIATE SHAFT
     Adalah Shaft dalam Transmissi yang arah putarannya searah dengan putaran input Transmissi. Gigi yang ada pada Intermediate Shaft sebagai Transfer Gigi Forward.

3.  COUNTER SHAFT
     Adalah Shaft dalam Transmissi yang arah putarannya berlawan arah dengan putaran  input Transmissi. Shaft tersebut sebagai Transfer Gigi Forward.

4. TORSIONAL DAMPER
     Adalah komponen yang terletak antara Fly Wheel Engine dengan main Clutch yang fungsinya untuk meredam momen puntir yang terjadi antara Engine dengan Transmisi.

5. PRESSURE PLATE
     Adalah Komponent Main Clutch yang berupa Plate, yang berfungsi menekan Disc dan Plate dengan bantuan tenaga Spring atau Link Weight sehingga Clutch menjadi Engage.

6. PRESSURE SPRING
     Adalah Komponen Main Clutch yang berfungsi memberikan tenaga untuk Engage atau merapatnya Disc atau Plate.

7. REALEASE LEVER
     Adalah Komponen Main Clutch ( Lever ), yang fungsinya untuk menarik Pressure Plate sehingga Main Clutch akan Disengage. release Lever tersebut akan bergerak menarik Pressure Plate setelah mendapat gaya dari realese bearing lewat release Collar yang digerakan oleh Pedal / Lever.

8. REALEASE BEARING
     Merupakan komponen Main Clutch yang fungsinya sebagai menumpu release Collar yang berputar dan Bearing Cage yang diam. Bearing Cage merupakan tempat release Yoke bergerak, maka akan mengerakan Bearing Cage dan Bearing Cage akan menggerakan release Collar melalui release Bearing tersebut.

9. CLUTCH BOOSTER
     Adalah untuk membantu meringankan Lever Oprating Force atau Pedal Operating Force, sehingga tingkat kelelahan operasi dapat di perkecil.

10.SHIFTER FORK
     Adalah komponen pada Transmissi mekanis yang fungsi  meneruskan gerakan Shifting Lever oleh operator untutk memindahkan atau menggeser Roda Gigi pada Transmisi Sliding Mesh, menggeser Coupling Gear pada Transmisi Constant Mesh, atau memindahkan /menggeser Clutch Hub Slevee pada Transmisi Synchromesh.

11.SYNCHRONIZER
     Adalah komponen Transmisi mekanis yang terpasang pada bagian Tirus ( Cone ) dari Gear yang fungsinya untuk menyamakan putaran antara Gear dengan Clutch Hub pada saat Shifting. 

12.DOUBLE MESH PREVENTIVE DEVICE
     Adalah komponen Transmisi mekanis yang berfungsi untuk menghindari dua Gigi kecepatan berhubungan secara bersamaan . hal ini untuk menghindari kerusakaan Transmisi.
            a. Gate Type            b. Pin Type

13.CLUTCH MASTER CYLINDER
     Merupakan komponen penggerak Main Clutch yang berfungsi sebagi pembangkit tekanan pada oli, yang selanjutnya tekanan tersebut akan diteruskan ke operating Cylinder sebagi Actuator yang mengerakan Clutch ( untuk Type Non Servo ).
Pada Clutch di tekan, akan menekan Push Rod. gerakan Push Rod akan diteruskan ke            Piston untuk memampatkan oli. tekanan oli akan diteruskan lewat Piping ke operating Cylinder untuk mengerakan Main Clutch ke posisi Disengage. kalau di         Tipe Servo tekanan oli dari Master Cylinder juga akan menekan Valve untuk            membuka aliran udara. aliran udara bertekanan tersebut akan membantu tekanan      oli untuk mengerakan Main Clutch ke posisi Disengage.

14.CLUTCH OUTER LEVER PLAY
     Adalah gerak bebas outer Lever pada Clutch sebelum mengerakan Main Clutch.
     Cara Adjustment nya :
     a. Sebelum dilakukan penyetelan, Bleeding udara dari Clutch Sistem
     b.  Kendorkan Adjusting Nut pada Push Rod dan putar Push Rod sampai didapat Play yang    sesuai Maintenance Standard  4 - 6 mm.

15.INERTIA BRAKE
     Adalah komponent sistem pemindah mekanis yang berfungsi untuk menghentikan sisa - sisa putaran output Shaft Transmisi pada saat posisi Clutch dari Engaged ke Disengaged agar pemindahan Gigi Transmisi dapat dengan mudah dan Smooth.
    Cara kerja :
     Pedal Clutch dioperasikan (ditekan) akan menggerakan Lever Clutch keposisi “OFF“/ Disengaged. ke Shaft pada Lever akan berputar untuk mengerakan Lining ke Brake Drum. sehingga akan menghantikan Brake Drum yang merupakan sisa putaran pada input Transmisi.

16.INTERLOCK DEVICE
     Adalah komponent Transmisi yang berfungsi untuk :
Mencegah bergerak Shifter Fork Shaft dengan sendirinya karena pengaruh geteran.       Sehingga dapat menghindari lepas hubungan ( Mesh ) Roda Gigi kecepatan atau             pun Roda  Gigi Directional.
·  Mencegah pemindah Gigi arah ( maju atau mundur ) atau pun tingkat kecepatan pada            Transmisi tanpa mengoperasikan Lever ataupun Pedal Clutch terlebih dahulu.
     Cara kerja :
Shaft pada Shifter Fork diberi coakan sebagi tempat Ball. Ball tersebut ditekan oleh     Spring sehingga Shaft tidak akan berser - geser. Ball akan berpindah kecoakan lain seandainya            seandainya Shaft digerakan oleh Lever pada saat Shifting.


I. TECHNICAL TERM

1.  CIRCUIT OPEN CENTRE
     Adalah type sirkuit Hidrolik dimana saat Spool Control Valve posisinya netral ( Centre )            membuka saluran dari Pompa Hidrolik

2.  CIRCUIT CLOSE CENTRE
     Adalah tipe sirkuit Hidrolik dimana saat Spool Control Valve posisinya netral ( Centre )      menutupsaluran dari Pompa Hidrolik
 
3.  STAND BY PRESSURE
Adalah tekan yang sudah terjadi didalam sistem seperti contoh : pada sirkuit close centre    saat Engine dioperasikan.

4.  PRESSURIZED TANK
 Adalah Konstruksi Tanki yang tertutup rapat ( tidak berhubungan udara luar ) sehingga pada saat unit beroperasi dalam waktu tertentu, didalam tanki menjadi bertekanan Pressurerized        Tank dibedakan menjadi dua :
    1. Limited Pressurized Tank ( tekanannya dibatasi )
    2. Unlimited Pressurized Tank ( tkanannya tidak dibatasi )

5.  HYDRAULIC LOCK
Adalah proses terkuncinya Fluida ( Oil ) yang tidak dapat mengalir pada komponent sistem     Hidrolik


6.  HIDRAULIC LOSSES
Adalah kerugain aliran Fluida ( Oil ) yang dijinkan pada sistem Hidrolik karena adanya internal Leakage.

7.  SETTING PRESSURE
     Adalah batas akhir tekanan oli yang disetel melalui Pressure Valve pada sistem Hidrolik
      
8.  CRACKING PRESSURE
     Adalah tekan oli yang terjadi pada saat awal membukanya Pressure Valve

9.  PEAK PRESSURE
     Adalah tekanan oli maksimum sesaat yang terjadi pada saat sistem Hidrolik mengalami           kejutan.

10.FLOW RATE
Adalah jumlah rata - rata aliran oli yang di Delivery Pompa pada putaran dan tekanan tertentu

11.BACK PRESSURE
     Adalah perlawanan balik terhadap tekanan disistem Hidrolik karena adanya benturan /             hentakan dari luar.

12.FIXED DISPLACMENT PUMP
     Adalah Pompa dengan volume ruang pengiriman oli yang tidak berubah.

13.VARIABLE DISPLACENENT PUMP
      Adalah Pompa dengan volume ruang pengiriman oli yang variable.

14.AXIAL PISTON PUMP, SWASH PLATE TYPE
Adalah tipe Piston Pump dengan konstruksi Piston sejajar dengan poros putar ( Drive Shaft ) yang dilengkapi Swash Plate

15.RADIAL PISTON PUMP
Adalah tipe Piston Pump dengan kontruksi Piston tegak lurus dengan poros pemutar ( Drive   shaft ).

16.AXIAL PISTON PUMP
     Adalah tipe Piston Pump dengan konstruksi Cylinder Barrel membuka sudut tertentu.

17.5/4 SPOOL VALVE
Adalah 5 saluran dan 4 posisi yang terdapat Spool Control Valve

18.BALANCING GROOVE
Adalah alur tempat mengalirnya oli sisi Discharge ke gear sisi Suction guna melawan gaya dorong akibat tekanan oli disisi Discharge ( pada external Gear Pump ) sehingga Balance.

19.DIRECTIONAL CONTROL VALVE
     Adalah Katup ( Valve ) yang mengatur arah aliran oli didalam sistem Hidrolik.

20.FLOW CONTROL VALVE
     Adalah Katup ( Valve ) yang mengatur jumlah aliran oli didalam sistem Hidrolik.


21.PRESSURE CONTROL VALVE
     Adalah Katup ( Valve ) yang mengatur tekanan oli didalam sistem Hidrolik.

22. PROLIX SWITCH
     Adalah Switch pemindah yang difungsikan saat Controller pada Unit “ PC ”  rusak, tujuannya  agar Unit “ PC “ tetap dapat beroperasi walaupun secara manual.

23. PEMC ( UNIT PC)
Pump and Engine Mutual Control adalah : Sistem pengaturan Pompa dan Engine secara terpadu berdasarkan Sensor tekanan oli didalan sistem Hidrolik sehingga Unit PC beroperasi dengan kemampuan dan produktifitas tinggi.

24. EMACC ( UNIT PC )
Electronic Monitor And Control Consule adalah Sistem deteksi kondisi mesin dengan beberapa  sensor yang terpasang pada mesin yg dpt ditampilkan melalui layar monitor.

25. 2 - STAGE RELIEF VALVE ( UNIT PC).
     Adalah Katup pembebas tekanan ( Pressure Control Valve ) dengan dua tingkat setting           Pressure.

26. HYDRAULICCUSHION CYLINDER ( UNIT PC ).
Adalah sistem perbedaan yang dipasang pada Boom Cylinder sisi Head dan Arm Cylinder sisi Bottom yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan pukulan Piston pada akhir langkahnya.

27.HIGHT OIL INTRODUCTION HOLE ( PADA EXTERNAL GEAR PUMP TYPE  P & K ).
Adalah lubang kecil yang terdapat pada Gear Case sisi belakang dimana fungsinya untuk      menghubungkan oli sisi Discharge ke side Plate guna memperkecil Side Clearance.

28. HYDRAULIC CIRCUIT PARALEL

 






29. HYDRAULIC CIRCUIT TANDEM


        




30. HYDRAULIC CIRCUIT SERIES






31.BUCKET POSITIONER ( UNIT WA ).
Adalah sistem pengaturan posisi Bucket secara Otomatis ( Bisa disetel-setel sesuai keinginan ).bekerjanya : saat Bucket dioperasikan keposisi Raise kemudian Dump, selanjutnya Control           Lever di gerkan keposisi Tilt maka Spool Tilt Control Valve akan ditahan ( Karena proses kemagnetan dari sistem Bucket Positioner ) sampai pada posisi Bucket tertentu dan selanjutnya Control Lever digerkan keposisi Lower. Maka saat Bucket sampai pada landasan kerja   posisinya sesaui yang diinginkan.

32 BOOM KICK OUT
Adalah sistem pengaturan posisi Boom secara Otomatis ( bisa disetel - setel sesuai keinginan ) bekerjanya : saat Boom dioperasikan dari posisi Lower ke Raise, maka Spool Raise Control           Valve akan ditahan ( karena proses kemagnetan dari sistem Boom Kick Uut ) sampai pada posisi Boom Raise tertentu ( Berhenti sesuai yang diinginkan ).

33. PERCENTAGE OF FLOW LOSS.
Adalah Prosentase kerugian aliran Oli yang disuplay Pompa berdasarkan perhitungan Debit (lt/mnt).pada saat tekanan 7 kg/cm2  dikurangi Debit ( lt/mnt ) pada saat tekanan 70 kg/cm2 hasilnya dibagi Debit, pada saat  7 kg/cm2  lalu dikali  100%.


Q (7 kg/cm2) Q (70kg/cm2 )
              Q ( 7 kg/cm2 )
 
 
     (%) flow loss =                                               x  100 %

     Dimana : Q = Debit ( lt/mnt )
     Bila ( % ) Flow Loss  > 10 %  arti nya Pompa harus diganti.


STRUCTUR AND FUNCTION

1.  PPC VALVE ( UNIT PC )
     proportional pressure control valve
     fungsi : sebagai booster ( memperingan kerja operator ) saat mengoperasikan mesin.
cara kerja : saat control lever digerakan maka ppc valve akan terbuka untuk mengalirkan oli   guna mendorong spool control valve hingga bergerak sebanding dengan mengerakan control lever.

2.  POC VALVE ( UNIT PC )
     pilot operating control valve
     fungsi dan cara kerjanya sama dengan ppc valve
 
3.  CUSHION CYLINDER ( PADA BOOM DAN ARM CYLINDER ).
     fungsi : ~ mengurangi benturan antara piston dengan silinder.
                  ~ mengurangi suara pukulan piston.
     cara kerja : lihat shop manual hydraulic excavator.

4.  QUIK DROP VALVE
fungsi : untuk mempercepat penurunan blade sewaktu lift control valve spool digerakan    ke posisi lower.
     cara kerja : lihat shop manual bulldozer 155 keatas

5.  PISTON VALAVE
     Fungsi :
     1.mengurangi benturan antara piston dengan silinder.
     2.sebagai safety ketika posisi full raise,full lower,tilt dioperasikan dan sebaliknya                                       3.memungkin beroperasi serie.
     cara kerja : lihat shop manual bulldozer
6.  THROTLE VALVE
     fungsi : mengalirkan oli kedua arah dimana arah aliran kembali  dipersempit sehingga              kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil.
     cara kerja : lihat shop manual fork lift

7.  VACUM VALVE/MAKE UP VALVE/SUCTION VALVE/INTAKE VALVE/ANTIVOID VALVE
     fungsi : untuk mencegah kevacuman didalam sikuit hidrolik.
     cara kerja : lihat shop manual bulldozer.

8.  MAIN RELIEF VALVE
     fungsi : membatasi tekenan oli di sistem hidrolik pada saat spool control valve dioperasikan dan attachement mendapat beban berlebihan.
     cara kerja : lihat shop manual bulldozer, hydraulic excavator,dll.

9.  SAFETY VALVE
     fungsi : membatasi tekanan oli di sistem hidrolik ( actuator ) pada saat spool control     valve netral dan attachement mendapat beban berlebihan.
     cara kerja : lihat shop manual bulldozer, hydraulic excavator,dll.

10.CHECK VALVE
     fungsi : untuk mengalirkan aliran oli ke satu arah
     cara kerja : lihat shop manual bulldozer.

11.HYDRAULIC PUMP
     fungsi : mensuplay oli menuju ke komponen - komponen hidrolik.

12.SAFETY VALVE WITH VACUM VALVE
     fungsi : ~ membatasi tekanan oli di sistem hydraulic ( actuator ) pada saat spool control                           valve  netral dan attachement mendapat  beban berlebihan.
                  ~ untuk mencegah terjadinya ke vacuman di actuator.
     cara kerja : lihat shop manual wheel loader, hydarulic excavator,dll.

13.SHUTTLE VALVE ( DOUBLE CHECK VALVE ).
     fungsi : untuk mengalirkan oli ke satu arah saja.
     cara kerja : lihat shop manual motor grader.

14.BOOM HOLDING VALVE.
     fungsi : untuk memperkecil hydraulic drift pada boom sistem.
     cara kerja : lihat shop manual hydraulic excavator.

15.PRESSURE COMPENSATION VALVE ( PADA UNIT PC )
     fungsi : untuk mengatur jumlah oli yang akan masuk ke actuator ( silinder ) pada saat dioperasikan gabungan sehingga kecepatan gerak attachement sama walupun   bebannya ber beda
     cara kerja : lihat shopmanual pc 200-6

16.NC ( NETRAL CONTROL )(VALVE ( PADA UNIT PC )
     fungsi : ~ meminimumkan sudut main pump pada saat, control lever netral
                  ~ memvariasikan sudut mainpump pada saat control lever digerakan fine control.
     cara  kerja : lihat shop namual pc 200-5

17.CO ( CUT OFF ) VALVE ( PADA UNIT PC)
     fungsi : meminimumkan sudut main pump pada saat, control lever di  operasikan sedang        pada sistem hyraulic mendekati relief ( 290 kg/cm ).
     cara kerja : lihat shop manual pc 200-5
18.TVC ( TORQUE VARIABLE CONSTAN ) CONTROL VALVE
     fungsi : memvariasikan sudut main pump pada saat control lever di operasikan sedang            tekanan di sistem hidrolik telah mencapai setting horse power  sehingga energi yang diserap main pump tetap pada “ setting “ ( constsn )
     cara kerja : lihat shop manual pc 200-5 atau pc 200-6

19.MARGER DEVIDER VALVE ( PADA UNIT PC)
     fungsi : mengabungkan atau memisahkan oli dari pompa belakang dan pompa depan.
     cara kerja : lihat shop manual pc 200-6

20.LS ( LOAD SENSING ) VALVE ( PADA UNIT PC )
     fungsi :        Meninimumkan sudut main pump pada saat control lever netral
                        Memvariasikan sudut mian pump pada saat control lever digerakan fine                                 control.
                        Memperkecil sudut main pump pada saat control lever dioperasikan                                        sedang tekanan di sistem hidrolik mendekati relief.
     cara kerja : lihat shop manual pc 200-6

21.FLOW DEVIDER
     fungsi : untuk membagi aliran oli dari satu pompa menjadi dua aliran dimana salah satu           alirannya konstan.
     cara kerja : lihat shop manual motor grader.

22.DEMAND VALVE
     fungsi : untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering selalu konstan.
     cara kerja : lihat shop manual wa

23.PILOT CHECK VALVE
     fungsi : mencegah terjadinya drop ( turun ) pada perlengkapan kerja ( attachement )    pada saat        katup pengontrol posisi netral.
     cara kerja : lihat shop manual gd.

24.SPOOL CONTROL VALVE
     fungsi : ~ mengarahkan aliran oli dari pompa ke actuator.
                  ~ menutup saluran yang ke silinder hidrolik pada saat spoll control valve netral.
     cara kerja : lihat fos john deere.

25.MOTOR HIDROLIK
     fungsi : untuk menggerakan ( memutar ) attachement.
     cara kerja : ~ merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis ( putaran ).lebih                                        lanjutnya lihat shop manual pc.

26.SILINDER HIDROLIK
     fungsi : untuk menggerakan attachement
     cara kerja : merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis, lebih lanjutnya lihat shop                             manual pc / bd.


             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TURBO CHARGER

SEAL